Thursday, August 9, 2018

Prinsip dalam Berliterasi

Menurut Beers (2009) dalam literasi sekolah menekankan kepada prinsip-prinsip berikut ini : • Program Literasi Yang Baik Bersifat Berimbang. Sekolah yang menerapkan prinsip ini maka akan menyadari bahwa siswa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain maka dari itu, diperlukan berbagai strategi membaca dan variasi teks. • Diskusi dan Strategi Bahasa Lisan Sangat Penting Dalam prinsip literasi ini, siswa dituntut untuk dapat berdiskusi mengenai suatu informasi tertentu dan dalam diskusi membuka kemungkinan perbedaan pendapat dan diharapkan dapat mengungkapkan perasaan dan pendapatnya untuk melatih kemampuan berfikir lebih kritis. • Program Literasi Berlangsung di Semua Kurikulum Program literasi di tunjukan oleh seluruh siswa jadi tidak bergantung pada kurikulum dan membiasakan kegiatan literasi adalah kewajiban guru semua mata pelajaran. • Keberagaman Perlu dirayakan di Kelas dan di Sekolah Para siswa disediakan buku-buku yang bertemakan kekayaan budaya negara indonesia agar lebih mengenal budaya yang ada dan ikut melestarikannya.

Tujuan Berliterasi dan Jenisnya

Tujuan Literasi 1. Menumbuh kembangkan budi pekerti yang baik. 2. Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah maupun di masyarakat. 3. Dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dengan cara membaca berbagai informasi yang bermanfaat. 4. Dapat meningkatkan kepahaman seseorang dalam mengambil inti sari dari bacaan. 5. Mengisi waktu dengan literasi agar lebih berguna. 6. Memberikan penilaian kritis pada karya tulis seseorang. 7. Memperkuat nilai kepribadian dengan membaca dan menulis. Manfaat Literasi 1. Menambah kosa-kata kita. 2. Mengoptimalkan kerja otak. 3. Menambah wawasan dan informasi baru. 4. Meningkatkan kemampuan interpersonal. 5. Mempertajam diri dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca. 6. Mengembangkan kemampuan verbal. 7. Melatih kemampuan berfikir dan menganalisa. 8. Meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang. 9. Melatih dalam hal menulis dan merangkai kata-kata yang bermakna. Jenis-Jenis Literasi Literasi dibagi menjadi 5 yakni antara lain : • Literasi Dasar Literasi dasar adalah kemampuan untuk membaca, mendengarkan, berbicara, menulis dan menghitung. Literasi dasar bertujuan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan dalam hal menulis, membaca, berbicara, menghitung dan mendengarkan. • Literasi Perpustakaan Literasi perpustakaan adalah kemampuan lanjutan untuk mengoptimalkan literasi perpustakaan yang ada. Literasi perpustakaan yakni terdiri dari memberikan pemahaman mengenai cara untuk membedakan antara cerita non fiksi dan cerita fiksi, memahami penggunaan katalog dan indeks serta mempunyai pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian dll. • Literasi Visual Literasi visual adalah pemahaman yang lebih antara literasi media dan literasi teknologi yang mengembangkannya dengan cara memanfaatkan materi visual. • Literasi Media Literasi media merupakan kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda seperti media cetak, media elektronik dll dan dapat mengerti penggunaan dari masing-masing media yang ada tersebut. • Literasi Teknologi Literasi teknologi adalah suatu kemampuan untuk memahami kelengkapan dalam suatu teknologi seperti hardware dan software, memahami cara mengakses internet dan mengerti etika yang berlaku dalam penggunaan teknologi. Baca Juga : Pengertian Desain, Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan Metodenya Prinsip-Prinsip Literasi

Apakah Itu Literasi?

Berdasarkan hasil telaah dari berbagai referensi dan sudut pandang, kita bisa memaknai bahwa literasi adalahseperangkat kemampuan dan keterampilan  individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian literasi diatas didasarkan dari beberapa referensi yang menjabarkan tentang apa itu literasi, rinciannya adalah sebagai berikut.  Istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai Literatus yang artinya adalah orang yang belajar. *Selanjutnya National Institut for Literacy sendiri menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. *Education Development Center (EDC)juga turut menjabarkan pengertian dari literasi, yaitu kemampuan individu untuk menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, dan tidak sebatas hanya kemampuan baca tulis saja. *UNESCO juga menjelaskan bahwa literasi adalahseperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman. *Di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Monday, August 6, 2018

Bombastis MediaGuru Writing Camp 5 Jawa Tengah



BOYOLALI_ Wow ..Satu kata yang terucap. Pada kesempatan kali ini Tim Mediaguru mengadakan MWC 5 Jawa Tengah. Apa itu MWC? Mediaguru Writing Camp merupakan kegiatan yang paling bergengsi. Dimana dalam MWC 5 ini semua peserta diwajibkan dapat menulis buku dalam 3 hari 2 malam.  Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 12-14 januari 2018. Bertempat di Wisma Haji Armina dibawah naungan Kemenag. Adapun pesertanya berasal dari kalangan kependidikan. Yang terdiri dari Pendidik, Kepala  sekolah dan pengawas. Baik dari dalam kota Sukoharjo sendiri, dan  ada yang berasal dari luar kota.bahkan tidak sedikit berasal dari luar pulau. Mereka semua yang mempunyai kerinduan dan semangat yang tinggi untuk mengembangkan gerakan Literasi. Sedangkan Narasumbernya dari Tim mediaguru. Ada pemred Eko Prasetyo dan editor handal Pak Andi Muhammad Yasin. Kegiatan ini berlangsung sangat spektakuler. Setiap peserta diberi tantangan untuk berani berkreasi dan berkarya. Berasa seperti nan0-nano. Ada dek-degan, senang, menyenangkan sehingga menggugah rasa ingin tahu. Karena dalam setiap sesi terdapat tugas-tugas yang sangat menantang. Sehingga membangkitkan emosi setiap peserta. Bagaimana tidak, dalam satu hari peserta diwajibkan dapat menulis naskahnya minimal 15 halaman. Namun demikian, mereka semua tidak mengeluh. Bahkan ibu Tugiati dari SMA 1 Karangayung, Grobogan berpendapat. Beliau sudah mengikuti kegiatan sabu-sabu 2 kali. Karena beliau ingin bisa menulis dengan cepat, dan ia sangat berharap kepada Tim Mediaguru agar dapat menfasilitasinya. Lain halnya dengan ibu guru yang cantik dan energik yang berasal dari Kebumen, ibu Ma’rivah S.Pd. motivasi beliau ikut kegiatan MWC 5 Jateng ini, supaya dapat memotivasi siswanya. Agar bisa menulis dan menghasilkan karya. Sepulang dari kegiatan ini, para peserta setidak-tidaknya sudah tahu apa yang akan mereka tulis. Hal ini diungkapkan oleh sang narasumber yang gokil abis, Eko Prasetyo. Dari pihak peserta rata-rata berharap tinggi.” Kami ingin terus menjalin kerja sama dengan Tim Mediaguru”.. Dan terus diadakan pendampingan, sampai terlahirnya sebuah karya yang bombastis. Seperti buku memorial, Best Practice, kumpulan doa, buku Mapel, kumpulan kolom, buku kuliner, kumpulan soal, puisi, cerpen, buku pedoman/panduan,buku cergam, dongeng, fabel, asal-usul daerah dan buku tentang teknologi.

Satu Guru Satu Buku with Mediaguru


DEMAM SABU-SABU
Virus yang disebarkan oleh gurusiana mulai merebak di berbagai kalangan edukasi. Hal ini menyebabkan demam sabu-sabu. Potret jatidiri para pendidik mulai terkuak. Terbukti dengan adanya program MKKS Banjarnegara yang bekerjasama dengan media guru. Sekitar 140 orang datang berbondong-bondong memenuhi ruangan Gedung Setda Lt 3 Banjarnegara. Selain dari wilayah Barlingmascakeb, bahkan dari luar daerah pun sangat antusias.
Demam ini tidak bisa disembuhkan, sebelum para peserta dapat menanggapi tantangan dari Dinas Pendidikan kabupaten Banjarnegara. Bahkan CEO media guru, menantang setiap peserta untuk menghasilkan SaBu-SaBu ( Satu Bulan Satu Buku). Bahkan setiap kita harus pulang tidak dengan tangan yang hampa.
Akibat dari sabu-sabu ini, diharapkan semua pendidik dapat menggali potensi dirinya. Bukan hanya berbicara saja, tapi perlu adanya Action. Sebab, tindakan itu lebih nyaring daripada teriakan. Marilah kita mulai sebarkan virus sabu-sabu ini. Bukan hanya kepada pendidik saja, siswa pun kita tularkan, supaya mereka dapat merasakan “ demam sabu-sabu”.