Monday, November 30, 2020

KONSEP PERUBAHAN KOLABORATIF BAGJA DALAM MEWUJUDKAN VISI MURID MERDEKA BELAJAR DAN BERKARAKTER

 1.3.a.9. Koneksi Antar Materi - Sintesis Berbagai Materi 

( Modul 1.3 )

ASIH ANDRIYANI

CGP Angkatan 1 Kabupaten Cilacap



Konsep Merdeka Belajar dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara 

        Ki Hadjar Dewantara memiliki konsep tentang pendidikan yang didasarkan pada asas kemerdekaan yang memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Tujuan pendidikan adalah kesempurnaan hidup manusia sehingga dapat memenuhi segala keperluan lahir dan batin yang diperoleh dari kodrat alam. Maksud pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu mendapatkan kemajuan lahir dan batin. Tujuan pendidikan adalah tentang kepuasan atau ketentraman lahir dan batin, atau juga dapat diterjemahkan sebagai bahagia, atau rahayu, yaitu kondisi seseorang dalam keadaan senang dalam hidup batin, sehingga dapat dipahami jika pendidikan merupakan cara untuk mendapatkan kemerdekaan jiwa. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan salah satu usaha pokok untuk memberikan nilai-nilai kebatinan yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan kepada tiap-tiap turunan baru (penyerahan kultur), tidak hanya berupa “pemeliharaan” akan tetapi juga dengan maksud “memajukan” serta “memperkembangkan” kebudayaan, menuju ke arah keseluruhan hidup kemanusiaan. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan bangsa sendiri mulai dari Taman Indria, anak-anak diajarkan membuat pekerjaan tangan, misalnya: topi, wayang, bungkus ketupat, atau barang-barang hiasan dengan bahan dari rumput atau lidi, bunga dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar anak jangan sampai hidup terpisah dengan masyarakatnya. Sejalan dengan hal tersebut, Ki Hadjar Dewantara juga mengungkapkan mengenai pengertian pendidikan yang umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa tidak boleh dipisah- pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya”. Pendidikan yang dimaksud oleh Ki Hadjar Dewantara, yakni mempertimbangkan keseimbangan cipta, rasa, dan karsa tidak hanya sebagai proses transfer ilmu pengetahuan namun sekaligus proses transformasi nilai. Sehingga dengan kata lain, pendidikan diharapkan mampu membentuk karakater manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Ki Hadjar Dewantara telah jauh berpikir dalam masalah pendidikan karakter, mengasah kecerdasan budi sungguh baik karena dapat membangun budi pekerti yang baik dan kokoh, hingga dapat mewujudkan kepribadian dan karakter (jiwa yang berasas hukum kebatinan).

Ki Hadjar Dewantara memiliki strategi pengembangan pendidikan diantaranya pertama, pandangan mengenai jiwa merdeka yang harus ditanamkan pada generasi penerus karena hanya mereka yang berjiwa merdeka yang dapat melanjutkan perjuang dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia sehingga dibutuhkan pendidikan nasional dan pendidikan merdeka pada anak-anak untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional, yaitu merdeka secara lahir dan batin. Dapat dipahami bahwa merdeka merupakan sanggup dan kuat untuk berdiri sendiri. Kedua, pendidikan merupakan suatu usaha untuk memberikan segala kebatinan, yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan kepada setiap pencerahan kultur, tidak hanya pemeliharaan akan tetapi juga memajukan serta mengembangkan kebudayaan menuju arah keluhuran hidup kemanusiaan (Dewantara, 2009). Ketiga, pendidikan merupakan sarana dalam mencapai pembaharuan, sehingga harus dipahami bahwa segala kepentingan anak didik mengenai kepentingan pribadi maupun masyarakat jangan sampai meninggalkan kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan alam maupun zaman. Dalam melaksanakan pengajaran yang luhur adalah yang terdapat kodrat alam di dalamnya, untuk mengetahui kodrat alam itu seseorang perlu memiliki kebersihan budi, yaitu sikap yang terdapat pada berpikir, halusnya rasa, dan kekuatan kemauan atau keseimbangan antara cipta rasa, dan karsa (Dewantara, 2009).

        Merdeka belajar merupakan sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran.Tujuan dari merdeka belajar, yakni menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa dan guru karena selama ini pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek pengetahuan daripada aspek keterampilan. Merdeka belajar juga menekankan pada aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai pendorong bagi perkembangan siswa, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Merdeka belajar merupakan salah satu bentuk implementasi nilai-nilai pembentuk karakter bangsa dimulai yang dari pembenahan sistem pendidikan dan metode belajar. Diharapkan merdeka belajar dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik serta memberikan manfaat pada lingkungan.

Nilai dan Peran Guru dalam Mewujudkan Konsep Murid Merdeka Belajar

Guru dapat dikatakan sebagai ujung tombak kegiatan sekolah. Tanpa adanya guru, kegiatan belajar mengajar di sekolah tidaklah berjalan baik. Karena tugasnya mengajar, maka guru harus mempunyai wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru/pengajar harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran. Dengan kemampuan itu, guru dapat melaksanakan perannya, yakni:

1. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Sebagai pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran.

3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan yang menantang siswa agar melakukan kegiatan belajar.

4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa dan masyarakat.

5. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh baik kepada siswanya agar berperilaku baik.

6. Sebagai elevator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar siswa.

7. Sebagai inovator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada masyarakat.

8. Sebagai agen moral dan politik, yang turut membina moral masyarakat, peserta didik, serta menunjang upaya-upaya pembangunan.

9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan masyarakat.

10. Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil.

Di samping harus memiliki kemampuan profesional pembelajaran, setiap guru selaku tenaga kependidikan harus memiliki kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan. Kedua jenis kemampuan terakhir ini turut menunjang pelaksanaan kemampuan profesional dalam belajar mengajar.Saat ini, banyak berpandangan bahwa peranan guru hanya mendidik dan mengajar saja. Sebenarnya salah satu peran guru lainnya yaitu menjadi teladan bagi peserta didik dan dapat menuntun dan mengarahkan potensi yang dimilikinya ke arah yang lebih baik sehingga dapat berkembang dan berguna bagi masyarakat dan lingkungan di mana pun ia berada.


Visi Guru/Sekolah yang Mendukung Konsep Murid Merdeka Belajar


Visi merupakan impian atau harapan tentang masa depan yang kita inginkan dan berusaha kita ciptakan. Sebagai guru, kita tentu memerlukan sebuah visi yang jelas yang menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran yang perlu kita berikan kepada peserta didik. Keyakinan kita atas visi itulah yang akan membuat kita terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan.

Hal yang tidak mudah untuk menjalankan sebuah perubahan positif yang ada di sekolah, karena suatu perubahan perlu adanya kerjasama oleh semua pihak, dan upaya yang konsisten. Melakukan perubahan budaya positif tentu memiliki tantangan. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia untuk terus melakukan inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang sedang dihadapi pada masa kini dan yang akan datang. Perubahan positif yang konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu yang berjenjang, oleh karena itu kita sebagai guru harus terus berlatih mengembangkan diri, dan berupaya menggerakkan orang lain, dengan niat yang tulus dan ikhlas demi mewujudkan visi sekolah. Mengelola suatu perubahan positif untuk mewujudkan murid merdeka belajar di sekolah tentu kita membutuhkan sebuah manajemen perubahan, dimana menajemen ini dilakukan dengan tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan.

Inkuiri apresiatif menggunakan prinsip psikologi positif dan prinsip pendidikan positif. Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. 

Bagja merupakan model manajemen perubahan yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif. 

Alur BAGJA sebagai berikut.


B artinya Buat Pertanyaan Utama untuk menentukan arah penelusuran

A artinya Ambil Pelajaran untuk menuntun pengambilan pelajaran

G artinya Gali untuk menyusun narasi keadaan ideal

J artinya Jabarkan Rencana untuk mengidentifikasi tindakan yang diperlukan

artinya Atur Eksekusi untuk membantu transformasi rencana menjadi nyata





        Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat gradual. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, guru penggerak hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di bawah pengaruhnya untuk menjalani proses bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah.

     Pada awal penerapannya nanti, guru penggerak mungkin merasakan kejanggalan atau meragukan keberhasilannya. Mari kita menguatkan kemauan melalui kurva belajar. Kurva belajar yang akan  dialami guru penggerak mirip seperti seekor anak burung yang belajar terbang.  Pada saat pertama kali terbang, jalur terbang anak burung tidak akan langsung ke atas, tapi akan ke bawah dahulu kemudian meliuk ke atas sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

        Pertama kali respon kita menghadapi perubahan adalah shock. Kemudian kita masuk ke tahap denial alias menyangkal. Sampai kita masuk dalam tahap frustrasi karena ternyata kondisi berdampak pada segala sektor. Disini ada dua kemungkinan, bila kita berhasil melewati tahap ini kita akan bergerak naik dalam grafik perubahan tersebut. Orang yang bisa move on dia akan mengeksplorasi dan melihat peluang yang ada dan mulai menerima kondisi ini menjadi a new normal. Akhirnya kita menjalani gaya kehidupan yang berubah ini menjadi kebiasaan baru. Demikianlah seterusnya kita akan masuk dalam siklus proses perubahan di atas ketika menghadapi perubahan baru lainnya.
        Dengan merujuk pada kurva belajar ini,  maka marilah terus percaya bahwa pendekatan positif akan membuahkan hasil yang lebih luar biasa. Ini semua perlu dibiasakan. Ini adalah kebiasaan baru.


CGP Kab.Cilacap
Angkatan 1

Ki

Saturday, November 14, 2020

KONEKSI ANTAR MATERI : Sintesis Pengetahuan ( Nilai dan Peran Guru Penggerak )

 

           Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya.Dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang.

~ Ki Hajar Dewantara




             Dalam Program Pendidikan Guru Penggerak, sudah mempelajari Modul 1.2 yaitu tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Dalam Modul 1.2 ini kita sebagai Guru penggerak akan mengeksplorasi mengapa dan bagaimana nilai-nilai diri dari seorang guru terkait dengan penumbuhan dan pelestarian budaya positif.  Dunia kini sudah semakin tanpa batas, teknologi telah berhasil menghilangkan jarak. Pertukaran budaya baik yang positif maupun negatif kini menjadi sukar terawasi dan tanpa filter.

            Filter tersebut diharapkan dapat ditumbuhkan sejak dini dalam setiap diri manusia Indonesia agar budayanya tidak tergerus oleh budaya lain yang lebih agresif melakukan penetrasi. Oleh karena itu, sebagai pendidik, kita dipaksa untuk berpikir kembali mengenai makna dan tujuan pendidikan kita. Pendidikan adalah suatu hal yang sifatnya individual sekaligus komunal yang tak terpisahkan. Murid di kelas-kelas kita adalah bagian dari sebuah komunitas di rumah, di masyarakat, dan di lingkungan. Memertimbangkan kesalingterhubungan dan kerumitan tersebut, maka sebagai pendidik mau tidak mau kita harus menilik kembali apakah nilai-nilai diri kita telah selaras dengan tuntutan zaman dan alam yang seperti itu.

Adapun profil kompetensi yang ingin dicapai  adalah Calon Guru Penggerak mampu:

  1. mengartikulasikan nilai-nilai bersama dari Guru Penggerak (GP) dalam membangun identitas nasional dan memberdayakan komunitasnya.
  2. memahami dan menunjukkan kesediaan untuk mempraktikkan peran-peran GP.
  3. menerapkan prinsip-prinsip pengembangan dalam menggerakkan komunitas.

Kita juga diharapkan dapat menjadi guru penggerak yang mampu:

  • Merumuskan nilai-nilai diri yang selaras dengan upaya penumbuhan murid merdeka.
  • Membuat rencana perubahan diri yang akan mendukung penguatan nilai dan peran mereka sebagai guru penggerak,
  • Menginternalisasi nilai-nilai diri dan perannya sebagai guru penggerak untuk mewujudkan komunitas pembelajar sepanjang hayat yang positif dan merdeka.

        Keterkaitannya anatara Modul NIlai dan peran Guru penggerak dengan Modul Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, diantaranya menyusun konsep Pendidikan yang Merdeka, dan berpihak kepada anak. supaya anak dapat berkembang sesuai dengan kodratnya. dan seorang guru berupaya untuk menumbuhkan murid yang merdeka. tanpa adanya paksaan dari siapapun. supaya mereka dapat berkreasi dan berinovasi, serta dapat berimajinasi seiring dengan murid berpikir kritis. dan Guru bertindak sebagai mentoring dan coaching. selain itu, peran seorang guru penggerak mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. sejalan dengan trilogi pendidikan yaitu Ing Ngarsa sung Tuladha, Ing Madya mangun Karsa, Tutwuri Handayani.


Salam Guru Penggerak

Merdeka Belajar


Asih Andriyani- CGP Angkatan 1 Kabupaten Cilacap


Tuesday, November 3, 2020

AKSI NYATA Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

PGP-1-Kabupaten Cilacap-Asih Andriyani-1.1-Aksi Nyata


Latar Belakang

Sebagian Peserta didik belum lancar dalam                     

hal membaca dan menulis. Sehingga dalam                   

Pembelajaran berfokus kepada literasi.                           

Dengan mengangkat kearifan local. Sehingga                

Anak juga mempunyai kemandirian dan                         

Kecakapan hidup serta ketrampilan.                                


Tujuan                                                                                          

- Meningkatkan pembelajaran berbasis                         

  Aktifitas membaca,menulis,berbicara.

  Sehingga keaktifan dan kreativitas Peserta

  Didik meningkat

- mengimplementasikan model pembelajaran

  System Among dan berpusat kepada Peserta  

  Didik sesuai kodrat anak bermain.

- Menanamkan kemandirian dengan membekali           

  Peserta didik dengan ketrampilan/skill.                          

                                                                                                   

Tolak Ukur                                                                           

* Terciptanya pembelajaran aktif,inovatif,kreatif,

   Dan menyenangkan

* Tergalinya bakat dan kemampuan peserta didik

   Yang terampil, dalam berbicara, menulis dan

   membaca

* Terbentuknya Peserta didik yang mandiri dan

    Memiliki budi pekerti luhur serta memiliki

    Ketrampilan/ kecakapan hidup.

Sunday, November 1, 2020

Cara Menggunakan Aplikasi Let’s Read

 



By Asih Andriyani

 

Dalam penggunaan aplikasi Let’s Read sangatlah mudah. Apalagi bagi anak-anak zaman now. Mereka tidak asing lagi dengan barang yang Namanya gadget.

1.       Cara memasang Aplikasi Let’s Read

ü  Buka aplikasi google Play

ü  Klik tombol pencarian

ü  Ketik “Let’s read” di kolom pencarian

ü  Pilih aplikasi Let’s Read yang berlogo gajah

ü  Tekan tombol “instal”

2.       Cara menggunakan aplikasi Let’s Read pertama kali

ü  Pilih Bahasa Indonesia sebagai bahan pengantar

ü  Lalu tekan tombol panah untuk melanjutkan

ü  Pilih Bahasa Indonesia untuk menampilkan buku berbahasa Indonesia

ü  Pilih “ya, izinkan” agar buku dapat disimpan di ponselmu

ü  Pilih Kembali “izinkan” untuk mengkonfirmasi

ü  Lalu tekan tombol ceklist untuk melanjutkan

3.       Cara membaca buku

·         Buka aplikasi Let’s Read

·         Pilih buku dengan menekan gambar sampul buku

·         Pilih tombol buku berwarna orange

·         Geser ke kanan atau ke kiri untuk membolak balik halaman

4.       Cara memperbesar teks atau gambar

·         Sentuh gambar yang ingin diperbesar

·         Sentuh Kembali gambar tersebut 2x untuk memperbesar

·         Untuk Kembali ke halaman, sentuh di luar gambar

·         Pada saat membaca usap layer ke bawah hingga muncul menu diatas layer

·         Tekan ikon “A” di pojok layer

·         Pilih ukuran yang diinginkan

·         Pilih “BAIK” untuk Kembali ke halaman yang sedang dibuka

5.       Cara mengunduh buku

Ø  Pergi ke halaman utama

Ø  Pilih buku yang ingin diunduh

Ø  Tekan tombol panah kebawah di samping judul buku

Ø  Lalu tekan tombol “UNDUH” untuk mengunduh

Ø  Tunggu unduhan selesai hingga muncul ceklist hijau

Ø  Pilih “Buku Moda Offline” untuk melihat buku yang sudah diunduh

6.       Cara mencari buku

Ø  Buka aplikasi Let’s Read

Ø  Sentuh ikon kaca pembesar

Ø  Sentuh tanda panah yang pertama untuk memilih berdasarkan Bahasa

Ø  Sentuh tanda panah yang kedua untuk memilih berdasarkan tingkat kesulitan

Ø  Sentuh tanda panah yang ketiga untuk memilih berdasarkan tema

Tuesday, October 27, 2020

KESIMPULAN DAN REFLEKSI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA


Sintesis Berbagai Materi            Pengajaran menurut Ki hadjar Dewantara adalah pendidikan yang merdeka. Menurut beliau, Pendidikan yang Merdeka adalah pendidikan yang menyenangkan. Tidak membebani peserta didik. Mengapa Ki Hadjar Dewantara menerapkan konsep demikian?. Hal itu berkaitan dengan pengajaran pada masa kolonial Belanda. Warga pribumi, tidak semua merasakan yang namanya pendidikan. hanya kalangan tertentu yang dapat merasakan pengajaran. Dan nantinya mereka juga akan menjadi buruh pabrik atau pegawai bagi kolonial Belanda. Warga pribumi yang mendapatkan pengajaran, mereka belajar dengan penuh tekanan. Dengan istilah lain, meskipun mendapat pendidikan, konsep yang diterpakan dengan memaksa.

            Oleh karena itu, Ki Hadjar Dewantara membuat konsep pendidikan yang merdeka. Baik merdeka secara lahir, batin dan mental. Meskipun merdeka, namun masih dalam batas ketertiban dan kedamaian. Sehingga tetap terwujud adanya sikap saling menghormati, menghargai, kedamaian, gotong royong, disiplin, tanggung jawab  dan keselarasan. 

            Makna Pendidikan menurut KHD, pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer ilmu, menciptakan kecerdasan dan pengetahuan saja. Namun, pendidikan mempunyai arti yang cukup luas. Beliau mengatakan pendidikan adalah kebudayaan. Pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Untuk menciptakan manusia yang beradab, mereka mampu menggali potensi, kreatif, inovatif dan harus berkarakter baik.
Adapun tujuan yang harus dicapai oleh Ki Hadjar Dewantara yakni terbentuknya masyarakat Indonesia yang merdeka dan mandiri. Sehingga lahirnya manusia yang berbudi pekerti luhur, yang mampu mengembangkan Cipta, Rasa, dan Karsa secara seimbang.

            Materi pembelajaran menurut pengajaran Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan berbudi pekerti luhur. Dengan berpedoman kepada Trilogi pendidikan, Keluarga, Sekolah, dan Lingkungan Masyarakat. seiring dengan semboyan KHD, Ing Ngarsa sung Tuladha, Ing Madya mangun karsa, Tutwuri Handayani.  yang memiliki makna: Ing Ngarsa sung Tuladaha, yang di depan memberikan contoh yang baik. Ibaratnya, seorang Guru harus mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Karena segala gerak-geriknya akan di contoh oleh peserta didiknya. apapun yang dilakukan oleh guru, akan digugu lan ditiru. Ing Madya Mangun Karsa, yang ditengah membangun semangat. Dijelaskan, sebagai peserta didik harus mempunyai semangat untuk terus belajar. Agar dapat terus berkreasi dan berinovasi, dalam mengembangkan ide. dan juga, tetap mempertahankan semangatnya bagi dirinya sendiri. Tutwuri Handayani, yang di belakang akan memberingan dorongan. Guru dan Orangtua harus bersinergi untuk terus memotivasi anak dan peserta didiknya. selalu memberikan semangat dan arahan, guna pkemajuan pendidikan peserta didik. 

            Guru bertindak sebagai penuntun bagi peserta didiknya. Sehingga, menurut KHD pengajaran harus menggunakan sistem Among. Guru harus bersikap Asah, Asih dan Asuh. dengan berbagai teknik, guru mendekati peserta didik, dengan menggali potensi yang dimiliki oleh anak.  Tiga metode yang ditanamkan yakni Ngerti, Ngrasa dan Nglakoni. Guru harus mengerti keadaan peserta didiknya. Selain itu, guru juga harus ikut merasakan dan memahami tentang apa yang dialami oleh peserta didiknya. Nglakoni, guru juga harus mengerjakan dan bertanggung jawab dengan tugasnya.


Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan?

            Sebelum saya mengikuti kegiatan Program Guru Penggerak, saya berpikir menjadi seorang guru cukup dengan mengajarkan pengetahuan dan menanamkan karakter anak yang baik. Peserta didik harus mengerti apa yang diinginkan oleh gurunya. sehingga, peserta didik harus taat dan patuh dengan guru. Diibaratkan, guru harus menggambar menurut keinginannya kepada peserta didik. Perlakuan kepada peserta didik hampir disamaratakan.  Jika hal itu terus diterapkan, apa bedanya zaman kolonial dengan zaman sekarang ini?

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan?

            Setelah saya belajar dan mengkaji modul tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan, pola pikir saya mulai berubah. Mata saya sudah dibukakan, bahwa guru dalam proses pembelajaran harus menjadi teladan. Guru bertindak untuk menuntun peserta didik sesuai dengan Kodratnya. dimana kodrat anak adalah bermain, maka guru harus pandai memberikan pengajaran yang menyenangkan. dan juga, guru harus berhamba kepada anak. sehingga guru tidak memaksanakan keinginannya kepada peserta didik. guru harus mampu mengembangkan potensi anak yang dimilikinya. Bauik secara kogniti, afektif dan psikomotorik. selarasa dengan pengajaran yang menyeimbangkan anatar Cipta, Rasa dan Karsa. Supaya mampu melahirkan peserta didik yang cerdas, kreatif dan berbudi pekerti luhur atau mempunyai akhlak yang mulia. 

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik lagi agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

            Dalam proses pembelajaran, saya harus melaksanakan kegiatan yang aktif,inovatif, kreatif, empati dan menyenangkan. Serta mampu melahirkan peserta didik yang mandiri. Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan mempunyai keahlian. Peserta didik juga dapat membantu dan meningkatkan perekonomian keluarga, dengan mengangkat kearifan budaya lokal.